BERITAJELAS

Live Berita Jelas Paling Update Setiap Hari Di Indonesia

Kemenag gelar penulisan Mushaf Nusantara peringati Nuzulul Quran

JakartaBeritajelas – Dalam rangka memperingati Nuzulul Quran, Kementerian Agama (Kemenag) Indonesia akan menggelar penulisan Mushaf Nusantara, sebuah inisiatif untuk melestarikan dan mengembangkan Al Quran dengan sentuhan khas Indonesia. Penulisan ini bertujuan untuk menciptakan sebuah mushaf yang menggambarkan keindahan budaya Indonesia, sekaligus menandai peristiwa monumental turunnya Al Quran yang membawa perubahan besar bagi peradaban umat manusia.

Menurut Direktur Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag, Abu Rokhmad, Nuzulul Quran adalah momen penting dalam sejarah umat manusia. “Al Quran hadir sebagai pedoman hidup yang mengajarkan kemanusiaan, keadilan, dan harmoni,” ujar Abu Rokhmad dalam acara yang berlangsung di Jakarta pada Selasa (18/3/2025).

Penulisan Mushaf Nusantara ini akan dilakukan secara serentak di 30 provinsi di Indonesia, melibatkan 365 kaligrafi terbaik, termasuk para juara Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) nasional dan internasional.

Dimulainya Penulisan Mushaf Nusantara

Menteri Agama Nasaruddin Umar direncanakan akan memberikan simbolis awal penulisan mushaf ini dengan menorehkan titik pada lafaz Bismillah sebagai tanda dimulainya proyek besar ini. Mushaf Nusantara yang akan dihasilkan berukuran 100×70 cm dan terdiri dari 624 halaman. Selain itu, mushaf ini akan dihiasi dengan 38 corak iluminasi yang menggambarkan keberagaman budaya Indonesia yang kaya.

Abu Rokhmad menekankan bahwa Indonesia, dengan keragaman etnis dan budayanya, memiliki potensi untuk menghadapi konflik horizontal. Namun, dengan mengamalkan ajaran Al Quran, kerukunan dan kedamaian di tengah perbedaan dapat terus dijaga. “Al Quran mengajarkan kita untuk hidup berdampingan dengan penuh keharmonisan, tanpa melihat perbedaan latar belakang,” ujar Abu Rokhmad.

Al Quran dan Relevansinya di Era Teknologi

Sebelumnya, Menteri Agama Nasaruddin Umar menyatakan bahwa kemajuan teknologi, termasuk dalam bidang kecerdasan buatan (AI), semakin membuka tabir kebenaran ilmiah yang terkandung dalam Al Quran. “Al Quran tidak hanya memberi kepuasan spiritual bagi umat di masa Nabi, tetapi juga memberi kepuasan intelektual bagi masyarakat modern, bahkan di era kecerdasan buatan seperti sekarang ini,” ujar Menag.

Menag juga menekankan pentingnya menjaga hubungan harmonis dengan lingkungan, yang sejalan dengan prinsip ekoteologi dalam Islam. “Seluruh alam semesta adalah saudara kembar manusia, karena semuanya merupakan ciptaan Allah. Tidak ada benda mati, semuanya bertasbih kepada-Nya,” kata Menag, mengingatkan akan pentingnya menjaga keseimbangan dan kelestarian alam.