BERITAJELAS

Live Berita Jelas Paling Update Setiap Hari Di Indonesia

RI Bakal Punya Industri Metanol Tahun 2027 di Bojonegoro

Jakarta, Beritajelas – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) merencanakan pembangunan pabrik metanol di Bojonegoro, Jawa Timur. Proyek ini bertujuan untuk mendukung implementasi program biodiesel B50 pada tahun 2026 sekaligus mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor metanol, yang selama ini masih sangat tinggi.

Kebutuhan Metanol Dalam Negeri Masih Terbatas

Wakil Menteri ESDM, Yuliot Tanjung, menjelaskan bahwa saat ini produksi metanol dalam negeri masih terbatas. Dari total kebutuhan sekitar 2,3 juta ton metanol, Indonesia baru mampu memproduksi sekitar 300 ribu ton. Artinya, sekitar 2 juta ton metanol masih harus diimpor untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

“Jadi, ketersediaan metanol dalam negeri ini kan relatif terbatas. Dari kebutuhan sekitar 2,3 juta, kita baru mampu produksi 300 ribu. Berarti, sisanya 2 juta ton kita masih impor,” ujar Yuliot di Gedung Kementerian ESDM, Jumat (14/3/2025).

Proyek Strategis Nasional untuk Substitusi Impor

Untuk mengatasi ketergantungan ini, pemerintah tengah mendorong pembangunan pabrik metanol di Bojonegoro sebagai bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN). Dengan adanya pabrik ini, diharapkan produksi metanol dalam negeri dapat meningkat dan mengurangi ketergantungan pada impor.

“Kami tengah mendorong PSN bioetanol yang ada di Bojonegoro. Proyek ini menjadi fokus, sehingga nantinya bisa ada substitusi impor. Dengan pabrik ini, kita sudah bisa mengurangi impor secara signifikan,” tambah Yuliot.

Target Operasional pada 2027

Meskipun proyek ini memiliki skala besar, Yuliot mengakui bahwa pembangunan pabrik metanol tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat. Pemerintah menargetkan pabrik ini dapat mulai beroperasi pada akhir 2027.

“Proses pembangunan industri ini memang memerlukan waktu. Namun, kami berharap dengan percepatan, pabrik metanol di Bojonegoro dapat selesai dan beroperasi pada akhir 2027,” ungkapnya.

Investasi dan Nilai Proyek

Sebelumnya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengungkapkan bahwa investasi untuk pembangunan pabrik metanol tersebut diperkirakan mencapai sekitar US$ 1,2 miliar. Proyek ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan bahan baku biodiesel, yang sebagian besar masih diperoleh dari impor metanol.

“Karena sekitar 80% metanol yang digunakan sebagai campuran biodiesel itu kita impor, maka pembangunan pabrik ini menjadi langkah strategis. Investasinya diperkirakan sekitar US$ 1,2 miliar,” kata Bahlil di Jakarta, Kamis (28/11/2024).

Pengembangan Industri Etanol dalam Negeri

Selain metanol, Bahlil juga menyebutkan bahwa Presiden Prabowo Subianto telah memerintahkan percepatan pengembangan industri etanol dalam negeri. Hal ini dilakukan karena kebutuhan etanol Indonesia juga masih bergantung pada impor.

Pemerintah juga tengah mempersiapkan pelaksanaan mandatori biodiesel 40% (B40) pada 2025 dan berencana untuk meningkatkan komposisi biodiesel menjadi 50% (B50) dalam beberapa tahun mendatang.