BERITAJELAS

Live Berita Jelas Paling Update Setiap Hari Di Indonesia

Prabowo minta perizinan tekstil disederhanakan untuk investor

Jakarta – Beritajelas – Presiden Prabowo Subianto menekankan pentingnya penyederhanaan dan pemudahan proses perizinan di sektor tekstil untuk menarik lebih banyak investor. Hal ini disebabkan oleh kontribusi besar ekspor pakaian jadi dan tekstil terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Usai memimpin rapat terbatas bersama para menteri dan Dewan Ekonomi Nasional (DEN) di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan hal tersebut. Menurut Airlangga, sektor tekstil memiliki potensi besar, namun masih terdapat tantangan dalam hal perizinan yang perlu diperbaiki agar lebih menarik bagi investor.

Perizinan Sektor Tekstil Perlu Disederhanakan

“Masih banyak investor yang tertarik untuk masuk ke sektor tekstil dan produk tekstil ini, namun kendalanya ada pada perizinan yang cukup rumit,” kata Airlangga dalam keterangannya di Kantor Presiden Jakarta, Rabu.

Menurutnya, kontribusi sektor tekstil, yang mencakup pakaian jadi dan produk tekstil lainnya, sangat signifikan dalam perekonomian Indonesia. Ekspor produk apparel Indonesia bahkan telah mencapai lebih dari 2 miliar dolar AS per tahun, selain itu sektor ini juga menyerap hampir 4 juta tenaga kerja di seluruh tanah air.

Oleh karena itu, pemerintah merasa penting untuk segera melakukan reformasi pada regulasi sektor tekstil, dengan membentuk satuan tugas (satgas) yang bertugas mempercepat deregulasi dan mempermudah perizinan.

“Kami harus terus melakukan deregulasi, debirokratisasi, dan kemudahan izin agar sektor ini dapat berkembang lebih pesat. Termasuk dalam hal amdal (analisis mengenai dampak lingkungan),” tambah Airlangga.

Mengatasi Impor Tekstil Ilegal dan Menjaga Daya Saing Produk Indonesia

Presiden Prabowo juga menyoroti masalah impor tekstil ilegal yang mengancam daya saing industri tekstil dalam negeri. Pemerintah pun merespons dengan mengimplementasikan tindakan anti-dumping guna menjaga posisi produk tekstil Indonesia di pasar internasional.

“Produk tekstil kita harus tetap kompetitif, terutama menghadapi pesaing utama seperti Thailand, Vietnam, dan Bangladesh yang juga menjadi pemain besar di industri ini,” jelas Airlangga.

Rapat terbatas yang digelar di Istana Kepresidenan itu turut dihadiri oleh sejumlah pejabat penting, seperti Menteri Keuangan Sri Mulyani, Ketua DEN Luhut Binsar Pandjaitan, Wakil Ketua DEN Mari Elka Pangestu, serta anggota DEN lainnya, termasuk Chatib Basri dan Arief Anshory Yusuf.